SAMPANG, Kabar-harian.com – Kognitif adalah suatu proses berpikir. yaitu, kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau pelaku.
Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. (Sujiono, Yulia Nurani, et al, 2010:1.3)
Terdapat pandangan yang bervariasi tentang pemahaman kognitif dari berbagai ahli psikologi dan pendidikan. Dengan mengetahui berbagai pandangan para ahli tentang pengembangan kognitif, maka akan sangat membantu kita membimbing anak didik untuk mencapai pengembangan kognitif secar optimal. Berikut akan dikemukakan beberapa pandangan dari para ahli tersebut antara lain yaitu:
a – Menurut Henmon, kognitif dan pengetahuan disebut intelegensi. Jadi kognitif bagian dari intelegensi. Apabila kognitif tinggi maka intelegensi akan tinggi pula.
b – Menurut Alfred Binet, Potensi kognitif seseorang tercermin dalam kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran. Perwujudan potensi kognitif manusia harus dimengerti sebagai suatu aktivitas atau perilaku kognitif yang pokok.
c – Menurut Colvin, kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d – Menurut Carl Witherington, kognitif adalah pikiran, kognitif melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah.
e – Menurut Guilford, suatu model struktur intelektual yang dapat digambarkan sebagai suatu kubus yang terdiri dari 3 dimensi intelektual. Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan intelektual manusia yang sekaligus dapat mengklasifikasikan dan menjelaskan seluruh aktivitas manusia.(Sujiono,Yuliani,et al,op cit.h.1.3)
Media belajar adalah alat yang dapat mendukung perkembangan anak secara komprehensif yang meliputi perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, kreativitas dan bahasa. Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media termasuk alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. (Masitoh,dkk,2008:3.12).
Kata“Media “berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ . Sedangkan dalam bahasa arab media adalah perantara, secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantra pesan dari pengirim kepada penerima pesan.(Suasana dkk.2007 h.174)
Association for education and communication technology (AECT),mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Usman ,Basyiruddin.2002.media pembelajaran.jakarta : ciputat pers. Menurut Arsyad Azhar, defenisi media dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Fleming mengemukakan bahwa media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
25Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan anak untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini, maka media pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan dan alat untuk bermai, (Siti inayatul aini S, Pd. Selaku anggota TK PKK Kramat 1 sampang)