BPP Camplong Datangi Petani Desa Rabasan Upaya Atasi Hama Ulat

Bpp Kecamatan Camplong saat meninjau langsung tanaman jagung warga Desa Rabasan yang terkena hama ulat

Sampang, Kabar-harian.com – Berdasarkan laporan petani Dusun Gendis Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, pada jum’at (15/12/2023), terkait tanamannya yang diserang oleh hama ulat, BPP Kecamatan camplong tanggapi.

Menanggapi hal tersebut, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Camplong, melalui Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Camplong, langsung turun ke lokasi.

POPT Kecamatan Camplong  dan UPT Proteksi TPH Jawa Timur, Budhiawan Setiaji, S.P. mengatakan, petani tetap semangat dan proaktif dan jika ada masalah di lapangan bisa kordinasi dengan BPP,

“Saya siap mendatangi petani, jika di lapangan ada masalah atau kendala terkait pertanian hubungi saya atau bisa langsung ke kantor BPP Camplong,” ucapnya.

Baca juga :  HIMASA-UTM Sukses Melaksanakan Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Himpunan Mahasiswa Sampang Universitas Trunojoyo Madura

BPP adalah rumahnya petani jadi semua boleh datang, berkoordinasi, untuk mengatasi keluhan para petani.

“Di BPP sendiri tidak selalu memberikan bantuan pisik namun bisa memberikan bantuan dalam bentuk materi, bisa salang bekerja sama kalau ada keluhan kita bisa memberikan masukan menggunakan upaya-upaya pendekatan yang lain tidak selalu pestisida, tapi kita menggunakan pendekatan-pendekatan yang ramah lingkungan,” ucapnya.

Sementara petani setempat Nurfa’i mengucapakan terimakasih terhadap BPP Kecamatan Camplong, karenah sudah memberikan solusi untuk tanaman jagung yang terkena hama ulat.

Baca juga :  Memasuki Musim Tanam, Harga Bibit Tembakau di Sampang Melambung

“Alhamdulillah kedatangan POPT dapat memberikan solusi terhadap saya serta memberikan arahan-arahan agar menjadi petani yang proaktif,”

Iapun berharap di Dusun ini ada penambahan kelompok tani agar para petani setempat mendapatkan arahan dengan adanya sosialisasi dari kelompok tani.

“Karena disini sangat terjangkau mas jadi minim sosialisasi terhadap para petani, sementara petani sangat membutuhkan sosialisasi pertanian. Sebab, disini pekerjaannya mayoritas petani,” harapnya. (med)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Punya berita?