SURABAYA, Kabar-harian.com – Mahasiswa KKN 08 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memperkenalkan program teknologi inovatif berupa pemantauan pH hidroponik sebagai solusi atas terbatasnya lahan bercocok tanam di daerah perkotaan.
Program ini diwujudkan melalui pelatihan penggunaan alat pemantau pH hidroponik, yang berlangsung di Balai RW 10, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Sabtu (14/12/2024)
Kegiatan ini melibatkan warga dari seluruh RT sebagai peserta, dengan tujuan memaksimalkan pemanfaatan lahan terbatas sekaligus menjaga kualitas panen secara berkesinambungan.
Kegiatan ini didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Dia Puspitasari, S.Sosio., M.Si., serta melibatkan lima anggota tim dan Warga setempat dilibatkan secara langsung untuk mempraktikkan sistem hidroponik, mulai dari tahap penanaman hingga perawatan tanaman.
Selanjutnya, Pada akhir program, diadakan sosialisasi yang memperkaya pemahaman warga mengenai manfaat bercocok tanam dengan pendekatan modern.
Ghania Alya Haviza mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengatakan bahwa hidroponik merupakan solusi ideal yang dapat diterapkan di Balai RW 10, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.
“Hidroponik memiliki banyak kelebihan, termasuk efisiensi biaya yang rendah sehingga terjangkau oleh masyarakat, Selain itu, metode ini mampu menghasilkan panen berkualitas tinggi, yang sangat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pangan harian mereka”, ujarnya Ghania.
Sistem ini memungkinkan pemanfaatan lahan sempit secara optimal, sekaligus memberikan peluang untuk meningkatkan kemandirian pangan di tengah keterbatasan ruang dan sumber daya.
Antusias dan Semangat warga terlihat sepanjang kegiatan, mulai dari pembukaan hingga penutupan. Banyak peserta menyatakan niat untuk menerapkan teknik hidroponik di rumah masing-masing dengan harapan dapat menghasilkan sayuran segar secara ekonomis.
Salah seorang peserta bahkan mengungkapkan, “Program ini memberi harapan baru, khususnya bagi kami yang tinggal di kawasan padat penduduk.”
Program hidroponik ini diharapkan dapat mendukung peningkatan ketahanan pangan lokal. Dengan pemanfaatan lahan terbatas secara optimal, warga menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari. Lebih jauh, keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi metode serupa.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam program ini menjadi bukti bahwa inovasi dapat menghadirkan solusi konkret atas tantangan perkotaan.
“Kolaborasi ini tidak hanya mempererat hubungan antara akademisi dan masyarakat, tetapi juga menunjukkan bahwa sinergi yang baik mampu mendorong perubahan positif yang berkelanjutan,” ungkapnya. (red)