4 Hari Dalam Sepekan

Avatar

Kabar-Harian.com – Saya ngambil earphone dari tas dan dipasangkan ke telinga, earphone ini bener bener pas di genggaman tangan, dan logonya Mickey mouse, lucu sekali dan sangat menarik, apalagi waktu itu saya setel lagu Dewa 19 “kangen” yang membuat imajinasi seolah olah bisa di kontrol, itulah hebatnya band Dewa membuat pendengarnya terhipnotis dengan lirik lirik filosofinya

Hari itu saya berangkat kerja jalan kaki, jaraknya lumayan, menempuh sekitar 10 menit untuk sampai. Itu saya lakukan tiap hari, satu minggu tanpa libur, begitulah realitas kerja di F&B tidak mengenal tanggal merah atau weekend, tapi saya menikmati kerja seperti ini, karena tidak monoton di satu tempat dan bebas pindah jobdesk. Sejenak saya berpikir bagaimana orang-orang yang bekerja di perusahaan perbankan, pajak, atau yang lainnya, benarkah punya perasaan yang sama atau malah banyak tekanan dari target target perusahaan yang dikejar deadline.

Pernah ada pelanggan di cafe yang kerjanya di perbankan, kayaknya menarik dari cerita yang ganti rugi sebesar 5 juta karena salah perhitungan, raut wajahnya senyum mendekati ketawa, ini berarti sebuah cerita yang seru bukan sedih, tidak ada tekanan sama sakali, meskipun gajinya dibawah dari ganti rugi, berarti minus, harus cari talangan buat hidup sebulan

Baca juga :  Pasar Murah di Merbau Mataram, Masyarakat Serbu Persediaan Bahan Pokok

Tapi belakangan ini ada berita tentang perubahan jam kerja dari 5 hari menjadi 4 hari dalam sepekan, program ini menjadi target Pramono sebagai gubernur terpilih Jakarta, alasannya sederhana, efektivitas bekerja dan sifatnya situasional, dalam arti lebih sederhana ini bukan kebijakan paten, tidak tetap, bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan cuaca

Kebijakan 4 hari kerja bukan hal yang baru sebenarnya, kementerian BUMN telah melaksanakan uji coba kebijakan seperti ini dari tahun kemaren, bentuknya sebagai fasilitas, compressed work schedule namanya, jadi jika belum memenuhi syarat maka tidak bisa kerja selama 4 hari dalam sepekan, sederhana tapi ini membuat pekerja lebih giat dengan alasan work life balance, keseimbangan kerja dan hidup.

Beberapa manfaat dari adanya aturan ini salah satunya menurunkan stres, stres adalah situasi ketika penurunan mental akibat ada tekanan. Berarti kerja itu ada tekanan, fakta baru bagi saya dan berbanding terbalik dari apa yang saya lihat dari pelanggan di cafe waktu itu, senyumnya masih melekat sampai sekarang

Baca juga :  Pengunjung Temukan Pemuda Tewas Di Sumber Mrutu Lumajang, Polisi Dalami Akibatnya

Jika kebijakan ini menjadi isu nasional saya akan mendukung untuk segera diterapkan, tapi perhitungannya harus jelas, aturannya harus ada dan tidak mengganggu perputaran ekonomi atau pelayanan publik, jadi memang ada perusahaan perusahaan tertentu dari kebijakan ini, tidak semuanya berlaku, dan pastinya ini tidak berlaku bagi perusahaan F&B karena akan tetap kerja full seminggu, tidak ada libur kecuali sakit atau hari raya

Akhirnya sampai di cafe, perjalanan selama 10 menit lumayan sebagai tabungan buat kesehatan, tidak terasa capek karena mungkin udah biasa atau karena ditemenin lagu lagu dewa. Ternyata belum kalibrasi kopi, dan rutinitas ini menyenangkan bagi pecinta kopi

#Penulis_Aldi

Kabar Harian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Punya berita?