Kabar-harian.com – Baru baru ini trending di media sosial terkait nilai mata uang rupiah yang menguat terhadap dolar menjadi 8.170 merupakan suatu angka yang mengejutkan, dan menjadi perbincangan publik, bermacam praduga telah di lontarkan guna mencapai kepuasan individu, “ini keberhasilan pemerintah, dan sudah berandai membeli barang dengan harga murah hingga liburan ke luar negeri ”
Yang sebenarnya ini adalah semu, tidak benar, terjadi karena google mengalami eror dan sudah dipastikan bahwa berita ini palsu. Tanggapan BI juga mengatakan demikian. Sekilas muncul tanggapan mengapa ini bisa terjadi, apakah ada maksud di dalamnya, kemungkinan besar tidak datang dari internal atau kesalahan google jika melihat dari kecanggihan device yang mereka punya, beberapa berpendapat ini adalah bentuk kekecewaan terhadap pemerintah karena menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% yang tak kunjung tercapai, dugaan terhadap hacker dan bisa jadi ini konspirasi. Lalu bagaimana sebenarnya perubahan nilai tukar ditentukan, dari rupiah ke dolar, rupiah ke euro.
Sebelum berteori saya akan berpendapat sebagai orang yang tidak sepakat terhadap perbedaan nilai tukar, ini ada sebuah kekeliruan dan malah menjadikan beberapa negara menjadi adidaya. Bagaimana bisa perubahan ini ada jika kegiatan yang sama, pekerjaan yang sama, komoditas yang sama, bisa berbeda harga antar negara. Dalam hal ini saya contohkan tour guide, jika tour guide sehari di Amerika 18 dolar, maka di Indonesia sudah 300 ribu, perbandingan yang sangat jauh meskipun keringat yang dihasilkan sama dengan modal yang sama
Jika berbicara soal komoditas yang harus menganggarkan lebih karena harus impor terhadap luar negeri maka namanya beban biaya yang memang itu biasa saja dalam bisnis untuk kalkulasi keuntungan, jadi tidak berpengaruh terhadap nilai tukar. Atau sebenarnya perbedaan ini muncul karena beberapa negara kekurangan komoditas dalam jumlah besar sehingga tidak mampu untuk membeli dan menggunakan kekuasaannya untuk memperlemah nilai tukar negara lain
Secara logika sederhana, Amerika Serikat adalah negara importir terbesar, ini menunjukkan bahwa seharusnya negara yang ekspor terhadap Amerika mempunyai keuntungan dengan nominal yang besar, namun fakta dilapangan berbanding terbalik dari logika sederhana ini. Mari kita bayangkan jika semua negara di mulai dari angka nol, peradaban baru kembali, dan siapa negara yang akan kaya pertama kali?
Secara teori perubahan nilai tukar ini disebabkan oleh paritas daya beli atau Purchasing power parity (PPP) yang definisinya adalah untuk menyetarakan harga sekumpulan barang yang identik di berbagai negara. Jadi satu harga harus setara di berbagai negara, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan negara. Jika kita membeli bawang merah sekilo dengan harga 20 ribu secara domestik dan negara lain 1 dolar maka nilai tukar berlaku demikian Rp. 20.000/1USD
Paritas daya beli merupakan teori yang memiliki dua pendekatan, absolut dan relatif. Absolut adalah ketika satu harga harus setara dengan asumsi tanpa perhitungan biaya transportasi, biaya transaksi, dan hambatan perdagangan. Jika harga bawang merah mengalami peningkatan 30 ribu secara domestik sedangkan Amerika tetap maka perhitungannya Rp. 30.000/1USD
PPP relatif merupakan pendekatan yang lebih sitemis karena menggunakan perhitungan tingkat inflasi di satu negara, seperti contoh jika tingkat inflasi di Indonesia sebesar 5% dan Amerika sebesar 4% maka terdepresiasi sebesar 1%. Perhitungannya ketika bawang merah secara absolut Rp. 20.000 dengan tingkat inflasi 5% akan menjadi Rp. 21.000/1USD
Semoga saja penguatan rupiah itu segera terjadi, dan pemerintah tidak hanya omon omon belaka. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% harus diupayakan semaksimal mungkin dengan perhitungan yang akurat tanpa di politisasi menguntungkan salah satu pihak. Kita boleh berandai terlebih dahulu berada di masa BJ Habibi yang pada waktu itu rupiah menguat menjadi Rp. 6.550 dalam waktu yang singkat, semoga saja kita tidak tamak dengan membeli banyak barang berharga tanpa memperhatikan tingkat kebutuhannya.
#penulis_Aldi