Info  

PMK Hantam Peternak Sapi di Sampang, Ekonomi Lokal Terpuruk

Avatar
dokter sapi saat memeriksa hewan ternak yang terjangkit pmk di dusun gendis desa Rabasan.

SAMPANG, Kabar-harian.com – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda Kabupaten Sampang dalam sebulan terakhir membuat para peternak sapi terpuruk, dan harga sapi anjlok drastis.

Sementara permintaan dari pasar hewan turun tajam, sehingga mengakibatkan perekonomian lokal yang banyak bergantung pada sektor peternakan sapi.

 

Jusek Peternak Sapi Dusun Gendis Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, mengungkapkan bahwa harga sapi yang biasanya mencapai Rp19 juta per ekor kini hanya dihargai sekitar Rp12 juta. Penurunan drastis ini telah berlangsung dalam sepekan terakhir.

 

“Turunnya sangat drastis, mencapai Rp 6 juta per ekor. Situasi ini membuat kami bingung karena harga jual jauh dari harapan,” ujar Jusek.

Baca juga :  Pelatihan Kader PLKB, Di Balai Penyuluh KB Kec. Camplong

 

Tidak hanya soal harga, permintaan sapi dari peternak lokal juga ikut menurun. Para pengepul dan pedagang sapi berhati-hati dalam membeli hewan ternak karena takut penularan PMK yang semakin meluas.

 

“Juragan-juragan yang biasa jadi langganan sekarang tidak berani membeli sapi. Pasar hewan pun sepi pembeli, bahkan ketika ada sapi warga yang terjangkit pmk yang mau di jual itu harganya sekitar 2 kuta hingga 3 juta,” tambahnya.

 

Sementara Suyono Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang saat di konfirmasi Kabar-harian.com mengatakan, PMK ini setelah november 2022 dinyatakan sudah tidak ada, teryata di akhir 2024 ini sudah merabak lagi.

Baca juga :  Pelatihan Irigasi Tetes untuk Tanaman TOGA bagi Perempuan Pesisir Pantai Jumiang, Desa Tanjung Kabupaten Pamekasan

 

“Asalnya dari mana kita belum tau persis, sementara masuknya sapi itu ada yang dari Pamekasan, sumenep, bangkalan kita tidak tau dimana yang membawa virus,” ujarnya, Senin (6/1/2025).

 

Kita Dinas pertanian yang membawa peternakan ini melakukan langkah langkah seperti, edukasi, kemudian juga melakukan pengobatan dan Sosialisasi.

 

“Saya sampaikan untuk menjaga kebersihan kandang, porsi makan, agar imunitasnya tetap terjaga kemudian secepat mungkin jika ada kasus atau gejala-gejala yang muncul untuk melaporkan ke kita di lengkapi dengan by name by dress, Sehingga teman teman langsung mendatangai lokasi tersebut,” ungkapnya Suyono. (med)

Kabar Harian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Punya berita?